Pages

Sabtu, 05 Februari 2011

EDEMA PARU

LAPORAN PENDAHULUAN
PADA KLIEN DENGAN KASUS
EDEMA PARU


I. KONSEP PENYAKIT
A. Definisi
 Edema paru adalah terkumpulnya cairan extravaskuler yang patologis di dalam paru.
( Ilmu Penyakit Dalam Jilid II hal : 767 )
 Edema paru adalah penimbunan cairan serosa atau satosanguinaso secara berlebihan dalam ruang interstitial dan alveolus paru – paru.
( Patofisiologi Sylvia A. Prirce hal: 722 )
 Edema paru adalah akibat dari perubahan fisiologis tekanan dalam paru seperti ketika aliran darah berlangsung sangat cepat dan tidak normal sehingga terlalu membebani sistem sirkulasi tubuh yang kemudian menyebabkan terakumulasinya cairan dalam paru.
( KMB Joko Setyono hal: 55 )

B. Etiologi
a. Sebab – sebab kardiogenik antara lain HT, mitral stenosis, dekompensasi kordis kiri, fibrilasi atrium dan miokard inferk akut.
b. Infeksi paru
Dasar terbentuknya cairan edema adalah permeabilitas kapiler meringgi
c. Tromboemboli paru, mekanismenya tidak diketahui
d. Edema paru dapat pula terkjadi karena drainage paru yang tidak sempurna contoh: asfiksi, aspirasi
e. Berbagai pengaruh polusi.
( Agenda Gawat Darurat ( Critical Care ) Jilid II hal: 629 )

C. Manifestasi Klinis
 Pasien mengalami batuk diiringi dahak bercampur bercak darah
 Sesak nafas
 Terdapat suara tambahan pada auskultasi suara napas ( wheezing, ronkhi )
 Dyspnea
 Gianosis
 Tochi cardi.
D. Patofisiologi


Infeksi paru

Permeabilitas kapiler Meningkat

Peningkatan TIK ( tekanan intra pleura )

Produksi cairan meningkat

Edema paru Asfiksi

Drainage paru tidak sempurna

Cairan terakumulasi



Ukuran / volume paru bertambah

Diafragma terdesak

Nyeri

Gangguan rasa nyaman O2 menurun

Sesak nafas

Sirkulasi jaringan paru terganggu

Nekrosis jaringan

Resiko infeksi Kurang pengetahuan

Ansietas
Gangguan kebutuhan O2 Gangguan pola tidur














E. Komplikasi




F. Diagnosa Banding



G. Pemerikasaan Penunjang
 Pemeriksaan radiologi
( yang mungkin didapatkan adanya kardiomegali )
 Pemeriksaan invasif dapat pula dilakukan, misalnya dengan kateter Swans gans untuk menilai tekanan baji ( wedge ) arteri pulmonalis ( pulmodary arteri wedge pressure ).

H. Penatalaksanaan
1. Posisi penderita di dudukkan dalam posisi 60 o – 90 o untuk memperbaiki ventilasi walaupun terdapat hipotensi.
2. Memberikan O2 6 – 8 liter/menit atau 100% O2 dengan masker.
3. Memberikan morfin 4 – 6 mg intravena untuk mengurangi venous return.
4. Memberikan furosemid 40 – 80 mg intravena selama 5 menit.
5. Memberikan amonifilin intravena secara perlahan – lahan untuk mengurangi asma kardiak.
6. Memberikan digitalisasi yang cepat dengan 1,6 mg lanatosa C atau 1,2 mg digitoksin dan dengan dosis yang lebih rendah pada pasien yang telah mendapat digitalisasi sebelumnya.
7. Memberikan nifedipin pada pasien dengan tekanan darah normal atau hipertensi dengan dosis 0,4 – 0,8 mg. Bila nitrogliserin memberikan hasil yang baik maka dapat diulang setiap 3 – 4 jam.

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
A. Identitas
Dasar dari penyakit edema paru adalah terdapatnya cairan, baik intra alveolaris maupun di inter stitial paru. Secara makroskopik tampak paru menjadi besar dan berat. Pada keadaan edema yang kronik cairan menjadi gelatin. Secara mikroskopik di dalam alveoli terdapat transudat yang bergabung dengan leukosit atau eritrosit.
B. Keluhan Utama
Klien mengeluh mengalami sesak nafas, nyeri dada, klien juga mengalami dyspnea, sianosis, takhicardi.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Perlu dikaji apakah klien pernah mengalami penyakit – penyakit yang bisa mencetuskan terjadinya edema paru, misal : dekompensasi kordis kiri, infeksi paru, asfiksi, hipertensi.
D. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengeluh sesak nafas, nyeri dada. Klien juga mengalami dyspnea, sianosis, tochicardi.
E. Riwayat penyakit Keluarga
Perlu dikaji apakah keluarga klien ada yang menderita edema paru atau penyakit yang bisa menyebabkan terjadinya edema paru.

2. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Respirasi
I : Gerakan dada D / S simetris
P : Tidak ada nyeri tekan
P : Bunyi pekak
A : Terdapat suara tambahan ( ronkhi, wheezing )
b. Sistem Cardiovaskuler
I : Ictus cordis tidak tampak
P : Ictus cordis teraba pada ICS 5 – 6
P : Redup
A : S1 S2 tunggal
c. Sistem persarafan
Perlu dikaji tingkat kesadaran.
d. Sistem pencernaan
Pada tahap awal normal ( tidak ada masalah ) tapi bisa juga terjadi anoreksia dan mual.
e. Sistem integumen
Kulit pucat sampai terjadi sianosis pada tahap lanjut.
f. Sistem Integritas Ego
Penderita mengalami ansietas ( cemas ) sampai dengan stress terhadap keadaan penyakitnya.
 Diagnosa Keperawatan
1) Ansietas berhubungan dengan kurangnya pemgetahuan
2) Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan terdesaknya diafragma karena pembesaran paru
3) Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 berhubungan dengan cairan
4) Resiko infeksi berhubungan dengan nekrosis jaringan.

 Intervensi Keperawatan
1) Ansietas berhungan dengan kurangnya pengetahuan
Tujuan setelah dilakukan tindakan :
 Cemas berkurang
 Pasien mengerti dan paham tentang penyakit yang di derita
 Ekspresi wajah terlihat tenang.
 Beri penjelasan kepada klien dan keluarga tentang penyakitnya
R/ Klien dan keluarga mengerti.
 Beri penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
R/ Klien dan keluarga mengerti dan kooperatif terhadap tindakan yang diberikan.
 Beri motifasi pada klien dan keluarga bahwa penyakit yang diderita dapat disembuhkan
R/ Klien menjadi lebih tenang.
 Kaji tingkat kecemasan klien
R/ Mengetahui sendiri mungkin keadaan klien.
 Observasi TTV
R/ Mengetahui perkembangan kesehatan klien.
2) Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungn dengan terdesaknya diafragma
Tujuan : - Nyeri berkurang sampai dengan hilang
- Klien tidak menyeringai lagi
- Klien tampak rilex.
 Beri penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyakitnya dan tindakan yang akan diberikan
R/ Klien dan keluarga mengerti dan kooperatif.
 Kaji tingkat nyeri
R/ Megetahui tingkat perkembangan kesehatan klien.
 Ajarkan teknik distraksi relaksasi
R/ Mengendorkan otot sehingga nyeri berkurang.

 Observasi TTV
R/ Mengetahui tingkat perkembangan klien.
 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik
R/ Analgesik untuk mengurangi nyeri.
3) Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 berhubungan dengan akumulasi cairan
Tujuan : - Kebutuhan O2 terpenuhi
- RR normal.
 Beri penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyakit dan tindakan yang akan dilakukan
R/ Klien dan keluarga mengerti dan kooperatif.
 Beri posisi Fowler
R/ Expansi paru bisa maximal.
 Beri O2
R/ Mencukupi kebutuhan O2.
 Lakukan WSP
R/ Untuk mengeluarkan atau mengurangi cairan yang terakumulasi dalam paru.
 Obervasi TTV
R/ mengetahui tingkat perkembangan kesehatan klien.
 Kolaborasi dengan dokter
R/ Memberikan tindakan keperawatan yang lebih lanjut.

0 komentar:

Posting Komentar