Pages

Sabtu, 05 Februari 2011

SKABIES

LP SKABIES



A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
SKABIES adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap sarcoptes scabiei var, hominis dan produknya ( Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, 120, Prof.Dr. Adhi Djuanda ) .
SKABIES adalah penyakit kulit menular akibat tuma gatal, Sarcoptes Scabei ( Kamus Saku Kedokteran Dorland, 967 ).
SKABIES adalah kudis yang disebabkan oleh Sarcoptes Scabies. ( Kamus Kedokteran, 313, Dr. Med Ahmad Ramali ).
2 Etiologi
Sarcoptes scabiei var. hominis
3. Manefestasi dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal berikut :
• Pruritus nokturna (gatal pada malam hari) karena aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
• Umumnya ditemukan pada sekelompok manusia, missalnya mengenai seluruh anggota keluarga.
• Adanya terowongan (Kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan , berbentuk garis lurus tau berkelok, rata-rata panjang 1cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul/vesikel.
• Menemukan tungau merupakan hal yang paling dignostik.












4. Patofisiologi
Sarcoptes scabie

Hidup pada kulit manusia

Kutu scadies membuat terowongan

Untuk meletakkan telur – telurnya

Sensitisasi terhadap sekret + ekskret tungau


Pruritis


>> Pengetahuan

>> Informasi Gangguan rasa nyaman
( Gabal ) Memanipulasi kulit / digoruk

Mengiritasi kulit

Merusak sel lapisan

Tanduk

Daya ikat air menurun

Kadar air dikulit menurun

Kelembaban kulit menurun

Erosi
Ekskoriasi






5. Pemeriksaan Penunjang
Cara menemukan tungau
• Carilah mula-mula terowongan, kemudiam pada ujung dapat tertlihat papul / vesikel. Congkel dengan jarum dan letakkan di atas kaca objek, lalu tutp dengan kaca penutup dan terlihat dengan mikroskop cahaya.
• Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampling diatas selembar kertas putih dan di lihat dengan kaca pembesar.
• Dengan membuat biopsi irisan. Caranya : jepit lesi dengan pisau dan periksa dengan mikrocop cahaya.
• Dengan biopsi eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan HE.
6. Penatalaksanaan
 Syarat obat yang ideal ialah :
• Harus efektif terhadap semua stadium tungau
• Harus tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik.
• Tidak berbau / kotor serta tidak merusak / mewarnai pakaian.
• Mudah diperoleh dan harganya murah.
( Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 120. Prof . Dr. Adhi Djuanda ).
Jenis Obat Topikal
1. Belerang endap ( sulfur presipitatum ) 4 – 20 % dalam bentuk salep atau krim.
2. Emulzi benzil-benzoat 20 – 25 % efektif terhadap semua stadium diberikan setiap malam selama 3 kali.
3. Gama benzena heksa klorida ( gameksan ) 1 % dalam bentuk krim / losio, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan dan jarang memberi iritasi.
4. Krotoamitan 10 % dalam krim / losio mempunyai dua efek sebagai antiskabies dan antigatal.
5. Krim permetrin 5 % merupakan obat yang paling efektif dan aman karena sangat mematikan untuk parasit ( Kapita Selekta Kedokteran, 110. FKUI : Jakarta ).






B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
a. Identitas
Skabies dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golongan umur, ras dan jenis kelamin terutama dengan sosial ekonomi rendah, higiene buruk dan sering berganti pasangan seksual.
b. Keluhan Umum
Perasaan gatal yang sangat hebat terutama pada malam hari.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada umumnya klien dengan sakbies datang ke RS dengan keluhan gatal yang sangat hebat terutama pada malam hari dan ditemukannya papul, vesikel, urtika, dll.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Haruslah diketahui apakah klien pernah menderita sakit yang sama.
e. Riwayat Keluarga
Umumnya penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, apabila sebuah keluarga terkena infeksi maka seluruh anggota juga dapat terkena infeksi.
f. Body Sistem
1. Sistem Pernafasan
Inspeksi


Palpasi
Perkusi
Auskultasi : Bentuk dan gerak dada kanan dan kiri simetris letak -hidung simetris, tidak ada pernafasan coping hidung, tidak ada deformitas dan lesi.
: Fokal fremitus teraba merata, tidak ada nyeri, tekan.
: Suara resonan.
: Tidak ada suara nafas tambahan seperti ronchi, wheezing.
2. Sistem Cardiovaskuler
Inspeksi
Palpasi

Perkusi
Auskultasi : Ictus cordis tidak terlihat.
: Ictus cordis teraba pada ics 5 – 6 mid clavikula tidak ada nyeri tekan.
: Suara redup.
: S1, S2 terdengar tunggal, tidak ada suara tambahan seperti mur-mur.
3. Sistem Pencernaan dan eliminasi alvi
Pada klien dengan skabies tidak terjadi ganguan pencernaan dan eliminasi alvi, frekuensi BAB 1 – 2 x / hr, konsistensi lembek.


4. Sistem Perkemihan
Pada klien dengan skabies tidak terjadi gangguan sistem urinarius, jumlah urin 0,5 – 1 cc / kg BB / jam bau khas amoniak.
5. Sistem endokrin
Tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid.
6. Sistem persarafan
GLS 4 – 5 – 6 kesadaran composmetis. Pada klien dengan skabies tidak terjadi gangguan persarafan.
7. Sistem reproduksi
Pada klien dengan skabies tidak terjadi gangguan terproduksi.
8. Sistem otot integumen dan muskuloskeletal
Klien dengan skabies tidak mengalami gangguan otot dan muskulosketal. Tetapi pada sistem integumen terjadi kelainan yaitu : pruritis, urtika juga diketemukan papul dan vesikel.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman ( gatal ) berhubungan dengan sensitisasi terhadap sekret dan klien terlihat menggaruk-garuk daerah yang gatal. Klien terlihat menggaruk – garuk daerah yang gatal.
2. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan ekskoriasi akibat memanipulasi terhadap kulit ( garukan ).
3. Gangguan konsep diri berhubungan perubahan status kesehatan. Kulit ditandai dengan klien mengisolasi diri terhadap pergaulan sosial klien mengatakan.
4. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang penyakitnya ditandai dengan klien bertanya tentang keadaannya ekspresi wajah tegang.

III. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman ( gatal ) berhubungan dengan sensitisasi terhadap sekret dan ekskret tungau.
• Tujuan : gatal – gatal berkurang sampai dengan hilang stelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 – 4 x 24 jam.
• Kriteria hasil
- Klien mengatakan gatal – gatal hilang.
- Ekspresi wajah tenang.
- Klien tidak terlihat menggaruk-garuk daerah yang gatal lagi.
Intevensi
1. Beri penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab penyakit dan tindakan yang akan dilakukan.
R / klien dan keluarga mengerti penyebab dari penyakit dan kooperatif terhadap tindakan yang akan dilakukan.
2. Gunakan sentuhan apabila klien merasa gatal.
R / sentuhan dapat menguragi rasa gatal tanpa melukai.
3. Bersihkan kulit yang kering
R / kulit yang kering dapat menyebabkan erosi yang merangsang pusat sinyal gatal.
4. Gunakan krem / lotion yang mengandung steroid
R / steroid dapat menggantikan lemak yang tersingkirkan pada lap. Tanduk.
5. Mandi rendam dengan menggunakan air hangat.
R / air hangat dapat menekan rasa gatal.
2. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan ekskoriasi akibat memanipulasi terhadap kulit ( garukan ).
• Tujuan : infeksi tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 – 3 x 24 jam
• Kriteria hasil :
- Klien tidak demam.
- Luka tidak terjadi dan tidak timbul tanda-tanda infeksi.
Intervensi
1. Beri penjelasan pada klien dan tidak keluarga tentang penyebab dari rasa gatal.
R / klien dan keluarga mengerti penyebab dari rasa gatal tersebut.
2. Berikan informasi pada klien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukakan
R / klien paham dan kooperatif terhadap yang akan dilakukan.
3. Beri perawatan pada daerah yang teriritasi
R / perawatan yang diberikan dapat meminimalkan resiko infeksi.
4. Anjurkan pada klien untuk menjaga kebersihan kulit
R / kebersihan kulit dapat mencegah terjadinya infeksi.
5. Kolaborasi dengan dokter dengan pemberian salep / krim dan antibiotik
R / antibiotik dapat menurunkan resiko terjadi infeksi.



3. Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan status kesehatan kulit.
• Tujuan : Konsep diri kembali seperti sebelum klien sakit setelah dilakukan
tindakan keperawatan.
• Kriteria hasil
- Klien tidak lagi mengisolasi diri dari lingkungan sosial.
- Klien mengatakan tidak merasa malu lagi.
Intevensi
1. Beri penjelasan pada klien dan keluarga terhadap penyebab dan proses penyakit serta tindakan yang akan dilakukan.
R / klien dan keluarga bisa menerima keadaan dirinya dan kooperatif dengan tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
2. Terima dan akui ekpresi frustasi kedukaan dan kemarahan
R / penerimaan perasaan sebagai respons N terhadap apa yang akan terjadi dapat membantu perbaikan.
3. Bersikap realistis dan positif selama pengobatan penyuluhan kesehatan dan menyusun tujuan dalam keterbatasan.
R / meningkatkan dan kepercayaan antara pasien dan perawat.
4. Berikan harapan dalam parameter situasi individu, jangan memberikan keyakinan yang salah.
R / meningkatkan perilaku positif dan memberikan kesempatan untuk menyusun tujuan dan rencana untuk masa depan berdasarkan realitas.
5. Dorong interaksi keluarga dan kesehatan
R / mempertahankan / membuka garis kom dan memberikan dukungan terus - menerus, pada klien dan keluarga.
4. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang penyakitnya
Tujuan : cemas berkurang sampai dengan hilang setelah diberikan penjelasan dan pendidikan kesehatan selama ± 1 x 24 jam.
Kriteria hasil :
• Klien tidak lagi bertanya – tanya tentang penyakitnya.
• Ekspresi wajah rileks.
Intervensi
1. Beri penjelasan / informasi sehubungan dengan penyakit dan proses pengobatan.
R / penjelasan / informasi dapat menurunkan takut sehingga memahami kondisi dinamis dan pentingnya intevensi.


2. Identifikasi / evaluasi perseps pengobatan yang ditujukan oleh situasi.
R / identifikasi / evaluasi persepsi merupakan alat untuk mendefinisikan lingkup masalah.
3. Pantau respon fisik]
R / membantu menentukan derajat cemas sesuai status.
4. Libatkan pasien / orang terdekat dalam rencana keperawatan
R / keterlibatan akan memfokuskan perhatian pasien dalam arti positif dan memberi rasa kontrol.
5. Anjurkan pasien melakukan tehnik relaksasi dengan nafas dalam.
R / nafas dalam dapat memberikan arti penghilang respon cemas, serta meningkatkan kamampuan koping.






























DAFTAR PUSTAKA


Dongoes, E. Marilynn, 1993. Rencana Asuhan Keparawatan. EGC : Jakarta.
Dorland, 1998. Kamus Saku Kedokteran. EGC : Jakarta
Med Ramli, Ahmad, 2000. Kamus Kedokteran Djambatan : Jakarta.
Djuanda, Prof. dr, 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin. FKUI : Jakarta.
Mansjoerm Arief, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. FKUI : Jakarta
Ramli, Ahmad. Dr. Med, 2000. Kamus Kedokteran Djambatan : Jakarta.

0 komentar:

Posting Komentar