Pages

Sabtu, 05 Februari 2011

Ca REKTUM

LAPORAN PENDAHULUAN
PADA KLIEN DENGAN KASUS Ca REKTUM


I. KONSEP PENYAKIT
A. DEFINISI
 Ca REKTUM adalah gangguan pertumbuhan dalam jangka waktu lama dengan adanya perubahan pada kebiasaan defekasi atau perdarahan rektal (Buku Ajar KMB Vol 2, Hal 1123).
 Ca REKTUM adalah penyakit selular yang terdapat pada rektum dengan buang air besar berdarah dan berlendir (Kapita Selekta Edisi Ketiga Jilid II, hal 325).
B. ETIOLOGI
Umumnya Ca REKTUM terjadi karena adanya faktor lingkungan terutama kebiasaan makan. Orang yang kurang mengkonsumsi selulosa maka feses yang terbentuk lebih kecil dan mengalami pasase di usus lebih lama. Hal ini akan menyebabkan kontak yang sifatnya korsinogenik bagi mukosa usus (Kapita Selekta Edisi Ketiga Jilid II, hal 325).
Makanan mempunyai peran penting terjadinya kanker rektum hal ini dibuktikan dengan penyelidikan pada binatang percobaan. Lemak dalam rektum dipecahkan oleh bakteri dan menghasilkan beberapa asam empedu. Asam empedu tersebut merupakan ko – karsinogen atau promotor dalam karsiogenesis, berarti membantu mempercepat timbulnya karsinoma. Selain itu makanan kita sekarang banyak tercemar dengan zat – zat yang bersifat karsinogen terutama bila banyak digunakan pestisida (IPD Jilid II, hal 145).


















C. PATOFISIOLOGI
Faktor Predisposisi

Pola makan kurang tepat

Mengakibatkan perubahan pada flora feses

Bahan – bahan karsinogenik masuk

Kontak zat karsinogenik meningkat
Lesi

Sebagai polip jinak

Merusak jaringan normal

Meluas ke dalam struktur sekitarnya




Kurangnya pengetahuan

Ansietas terhadap ancaman kematian
Ca Rektum

Terjadi iritasi/luka pada rektum

Perdarahan

Resiko syok hipovolemik


Meningkat HCH

Distensi

Mukis hilang timbul

Anorexia

Gangguan perubahan nutrisi
Ca Rektum

Obstruksi

Nyeri saat BAB




Tindakan pembedahan

Kerusakan integritas kulit



Kemoterapi

Efek samping rambut rontok, dll

Harga diri rendah


















D. MANISFESTASI KLINIS
1. Terjadi tenesmus, rasa tidak puas sehabis buang air besar, keluhan pegal – pegal.
2. Kebiasaan defekasi
3. Pasase darah dalam feses
4. Anoreksia, penurunan berat badan dan keletihan
5. Darah yang keluar berwarna merah segar
6. Diameter tinja biasanya kesil - kecil
E. KOMPLIKASI
1. Obstruksi usus partial atau lengkap
2. Pembentukan abses
3. Perforasi
4. Peritonitis atau sepsis
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
Tinja
CEA (Karsionomaembrionik)
2. Pemeriksaan radiologis perlu dikerjakan dengan cara pemeriksaan dengan kontras ganda (double contrast)
3. Endoskopi, ultrasonografi, dan laporoskopi, biopsi
G. PENATALAKSANAAN
1. Cairan IV dan penghisapan nasogastrik
2. Kemoterapi, terapi radiasi, dan imunoterapi
3. Colok dubur untuk dapat menilai :
- Tonus sfingter ani : keras atau lembek
- Mukosa : kasar, kaku, licin atau tidak
- Ampula rektum : kolaps, kembung, atau terisi feses
- Tumor dapat teraba bisa juga tidak mudah berdarah atau tidak









II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identifikasi
Karsinoma rektum lebih banyak terjadi pada wanita. Keganasan ini banyak terjadi mulai usia 40 tahun dan mencapai puncaknya pada usia 60 tahun. Jenis keganasan yang terbanyak adalah adenokarsinoma.
b. Keluhan Utama
Buang air besar berdarah dan berlendir, terjadi perubahan pola defikasi yaitu diare beberapa hari yang disusul konstipasi selama beberapa hari, ukuran feses kecil – kecil.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Dikaji apakah klien pernah menderita penyakit usus inflamasi atau polip kolorektal.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Dikaji apakah klien merasa nyeri abdomen atau rektal, nyeri hilang timbul sehingga terjadi anoreksia dan berat badan akan menurun dengan cepat.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Dikaji apakah keluarga pernah menderita penyakit kolorektal.
f. Pemeriksaan Body System
1. Sistem pernafasan
Pemajanan abses
2. Sistem sirkulasi
Palpasi, perubahan pada tekanan darah
3. Sistem eliminasi
Perubahan pola defekasi, adanya darah dan lendir pada feses
4. Sistem percernaan
Anoreksia, mual/muntah, penurunan berat badan
5. Sistem integumen
Demam, ruam kulit, ulserasi
6. Sistem
Menyangkal, menarik diri, marah
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri berhubungan dengan obstruksi
b. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian
c. Harga diri rendah berhubungan dengan efek samping kemoterapi
d. Gangguan perubahan nutrisi berhubungan dengan Anorexia
e. Resiko tinggi syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan
3. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan obstruksi
Tujuan :
- Pasien mengatakan nyeri hilang
- Pasien mengikuti aturan pemberian obat yang ditentukan
- Pasien merasa relax
Intervensi
1. Tentukan riwayat nyri (mis: lokasi nyeri, frekuensi dan intensitasnya)
R/ membantu membedakan penyebab nyeri
2. Ajarkan pasien atau orang terdekat apa yang diharapkan
R/ ketidaknyamanan rentang luas adalah umum tergantung pada prosedur/agen yang digunakan.
3. Berikan tindakan kenyamanan dasar dan aktifitas hiburan
R/ meningkatkan kembali relaksasi dan memfokuskan kembali perhatian
4. Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri, tertawa, musik, dan sentuhan terapiutik
R/memungkinkan pasien untuk meningkatkan rasa kontrol
5. Evaluasi penghilangan nyeri/kontrol
R/ untuk mengontrol nyeri maksimum
b. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian
Tujuan :
- Menunjukkan berkurangnya rasa nyeri
- Pasien tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang
- Pasien berpartisipasi aktif dalam aturan pengobatan
Intervensi
1. Tinjau ulang pengalaman pasien / orang terdekat sebelumnya dengan kanker
R/ membantu identifikasi rasa takut berdasarkan pada pengalaman dengan kanker.
2. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran
R/memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut

3. Berikan lindungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan perasaan atau menolak untuk bicara
R/ membantu pesien untuk merasa diterima pada kondisinnya tanpa perasaan dihakimi
4. Bicara dengan menyentuh pasien bila tepat
R/ memberi keyakinan bahwa pasien tidak sendiri atau ditolak
5. Batasi penggunaan pakaian/masker isolasi bila mungkin
R/dapat memperberat perasaan ansietas/takut.
6. Bantu pasien/orang terdekat dalam mengenali dan mengklasifikasi rasa takut, untuk memulai mengembangkan koping
R/ menghadapi rasa takut untuk meyakini bahwa strategi kontrol/koping tersedia
7. Berikan informasi akurat, konsisten mengenal prognosis
R/ memungkinkan pasien membuat keputusan/pilihan berdasarkan realita
8. Membantu pasien menyiapkan pengobatan
R/ tujuannya menghancurkan sel – sel malignan sambil meminimasi kerusakan pada sel yang normal
9. Berikan kesempatan untuk bertanya dan jawaban jujur
R/ untuk menurunkan ansietas dan rasa takut karena ketidaktahuan
10. Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang
R/ memudahkan istirahat, menghemat energi
11. Berikan informasi yang dapat dipercaya, konsisten dan dukungan untuk orang terdekat sesuai indikasi
R/ memungkinkan untuk interaksi personal lebih baik
12. Libatkan orang terdekat sesuai indikasi
R/ menjamin sistem pendukung untuk pasien dan memungkinkan orang terdekat terlibat dengan tepat
c. Harga diri rendah berhubungan dengan efek samping kemoterapi
Tujuan :
- Penerimaan diri dalam situasi
- Mempu menghadapi masalah secara efektif
- Partisipasi aktif dalam hubungan personal dengan tepat


Intervensi :
1. Diskusikan dengan pasien / orang terdekat tentang diagnosis dan pengobatan yang mempengaruhi kehidupannya.
R/ membantu memastikan masalah untuk memecahkan masalah
2. Beritahu pasien bahwa tidak semua efek samping terjadi
R/ membantu pasien bahwa memulai proses adaptasi pada status baru
3. Dorong/diskusi tentang pemecahan masalah tentang efek pengobatan
R/ membantu menurunkan masalah yang mempengaruhi
4. Berikan dukungan emosi untuk pasien selama fase pengobatan
R/ meskipun beberapa pasien beradaptasi dengan efek samping terapi masih memerlukan dukungan
5. Gunakan sentuhan selama interaksi
R/ Penerimaan penting dalam menurunkan perasaan pasien tentang keraguan diri

0 komentar:

Posting Komentar