Pages

Sabtu, 05 Februari 2011

GASTRITIS

KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna atas berkah dan limpahan rahmat-Nya semata – mata kami dapat menyelesaikan L.P dan ASKEP yang berjudul “ GASTRITIS ” tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan kali ini, kami ingin mengucapkan banyak – banyak terima kasih kepada yang terhormat :
1. Ibu Fatimah. A, Amd Kep. SPd selaku dosen pembimbing mata pelajaran KMB I “Pencernaan” yang banyak memberi arahan dan bimbingannya.
2. Rekan – rekan dan semua pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini.
Namun perlu kami sadari bahwa penulisan, serta isi dari L.P dan ASKEP yang kami buat masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan pengetahuan, sarana dan prasarana yang menunjang. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ini. Terima kasih









Krikilan, Oktober 2006



Penulis







GASTRITIS


I. Konsep Penyakit
A. Definisi
 Gastitis adalah inflasi dari mukosa lambung paling sering berkenaan dengan indisakresi diet misalnya makan terlalu banyak, terlalu cepat, makanan berbumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi.
 Gastritis terbagi atas dua jenis yaitu :
1. Gastritis akut :
Merupakan kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda dan gejala yang khas. Biasanya ditemukan sel inflamasi akut
2. Gastritis kronik :
Penyebabnya tidak jelas, sering bersifat multifaktor dengan perjalanan klinik yang berfariasi. Kelainan ini berkaitan erat dengan infeksi helicobacter pylori.
B. Etiologi
 Gastritis akut :
- Obat – abatan : aspirin, obat anti inflamasi nonstreroid
- Alkohol
- Gangguan mikrosirkulasi lambung.
 Gastritis kronik :
Dua aspek penting sebagai etiologi gastritis kronik yakni aspek imunologi dan aspek mikrobiologis.
Faktor lain adalah refluks kronik cairan pankreatobilier, asam empedu dan lisolestin.










C. Patofisiologi
Makanan pengiritasi mukosa lambung

Meningkatkan sekresi

Nyeri ulu hati

Mual muntah

Anorexia

Resiko kekurangan cairan B. Helicobactor pylari

Inflamasi mukosa lambung

HCL

Iritasi mukosa lambung

Perforasi mukosa

R. Pendarahan

Gangguan perubahan nutrisi

Gangguan rasa nyaman nyeri





















D. Manifestasi klinis
 Gastritis akut
Urelasi superfisial yang dapat terjadi dan dapat menimbulkan hemoragi ketidaknyamanan abdomen (dengan sakit kepala, malas, mual dan anoreksia) dan dapat terjadi muntah serta cegukan beberapa pasien adalah asimtomatik. Kolik dan diare dapat terjadi bila makanan pengiritasi tidak dimuntahkan, tetapi mencapai usus besar. Pasien biasanya sembuh kira – kira dalam sehari meskipun nafsu makan mungkin menurun selama 2 sampai 3 hari.
 Gastritis kronis
Pada tipe A biasanya asimtomatik kecuali untuk gejala definisi B12 dan pada gastritis B pasien mengeluh anoreksia, sakit ulu hati setelah makan bersendawa, rasa pahit dalam mulut atau mual dan muntah.
E. Komplikasi
 Gastritis akut
Pendarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena dapat berakhir sebagai syok hemoragik.
 Gastritis kronis
Pendarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi dan anemia karena gangguan absorpsi vitamin B12.
F. Pemerikasaan Penunjang
1. Endoskopi
2. Histopatologi biopsi mukosa labung
3. Kultur
4. Rapid ureum test
5. Serologi
G. Penatalaksanaan
- Menghindari alkohol dan makan sampai gejala berkurang dilanjutkan dengan diet yang tidak mengitasi, bila gejala menetap diperlukan cairan intravena. Bila terdapat gejala pendarahan penatalaksanan serupa dengan hemoragi saluran gastrointestional atas.
- Bila gastritis berkenaan dengan mencerna asam atau alkalin kuat, encerkan atau netralkan asam dengan pemberian antasida. Bila kalori berat, bila kaloro berat hindari emetik dan lavase karena adanya bahaya perforasi.
- Gastritis kronis dilakukan modifikasi diet, istirahat, reduksi stress. Bakteri helicobakter pylori dapat diatasi dengan antibiotik misal: tetrasiklin atau amoxilin.
Misalnya: makanan yang lunak, tidak terlalu pedas atau dingin, makan teratur sedikit tapi sering.
































II. Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas
Penyakit gastritis dapat menyerang pada orang dewasa maupun anak – anak, apalagi bagi perokok, alkhohol kronis dan makan siang yang tidak teratur, memakan makanan terlalu panas.
2. Keluhan Utama
- Paliatif, apakah yang menyebabkan gejala gastritis dan apa yang telah dilakukan gastritis dapat disembuhkan oleh karena faktor makanan dan psikologis
- Kuantitatif, gejala yang dirasakan akibat gastritis biasanya nyeri uluh hati, mual, muntah, anoreksia, badan rasa lemah, sehingga aktifitas sehari – hari, pucat dan merasa pedih sebelum atau sesudah makan.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan yang membuat pasien dibawa ke Rumah Sakit, manifestasi klinis berupa ketidaknyamanan abdomen, malas, mual, muntah dan anoreksia
4. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Yang perlu dikaji pada klien gastritis adalah apakah klien pernah merasakan nyeri abdomen sampai beberapa waktu. Merasakan mual dan muntah. Kaji apakah klien pernah masuk Rumah sakit dengan gejala yang sama.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu dikaji klein yang menderita gastritis, apakah dalam keluarga klien ada yang pernah menderita gastritis, apakah dalam keluarga klien ada yang pernah menderita gastritis seperti yang diderita oleh klien.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem neurologi
Keadaan umum pasien yang diamati mulai pertama kali bertemu dengan pasien, kesadaran yang diamati, komposmetis, apatis, samnolen, coma, amati pula apakah terdapat parase (kelelahan) anastesia.
b. Sistem kardiovaskuler
Kaji adanya suara tambahan, bunyi jantung S1, S2 serta tekanan darah.
c. Sistem pernafasan
Kaji frekuensi irama dan tingkat kedalaman pernafasan adakah penumpukan sekresi stidor pernafasan inspirasi atau ekspirasi, bentuk dada simetris, kaji adanya nyeri tekan, normal sonor pada kedua paru.
d. Sistem perkemihan
Kaji frekuensi BAB, warna, bau, serta cara pengeluaran kencing spontan / menggunakan alat observasi output.
e. Sistem pencernaan
- Kaji frekuensi BAB, konsistensi BAB, warna, disertai darah
- Kaji apa yang telah dimakan oleh pasien selama 72 jam dari sebelum MRS, jika pasien muntah apa yang dimuntahkan
- Kaji adanya nyeri tekan pada daerah abdomen.
f. Integritas ego
Kaji adanya faktor stress, perasaan tidak adanya ansietas puca.
g. Sistem entegumen
Kaji jenis kulit, selaput mukosa, turgor kulit.
h. Sistem Muskuluskeletal
Kaji kekuatan otot pasien, tampak lemah atau tidak.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung
Kriteria hasil : - Menyatakan nyeri hilang
- Menunjukkan postur tubuh rileks
- Mampu tidur / istirahat dengan nyaman.
Intervensi :
1) Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga penyebab nyeri dan tindakan perawatan yang akan dilakukan.
R/ pasien dan keluarga dapat mengerti terhadap penyebab nyeri dan tindakan perawatan yang akan dilakukan.
2) Instruksi untuk menghindari makan terlalu banyak dan pedas.
R/ meningkatkan sekresi lambung sehingga mengiritasi mukosa lambung.
3) Kaji faktor yang meningkatkan dan menurunkan nyeri.
R/ membantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan terapi.

4) Ajarkan pasien melakukan teknik distraksi.
R/ pengalihan perhatian terhadap nyeri.
5) Ciptakan suasana yang terapiutik
R/ pasien dapat beristirahat dengan nyaman.
6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgesik dan antasida.
R/ analgesik dapat menghilangkan nyeri dan menurunkan aktivitas paristatik. Antasida menurunkan keasaman gaster dengan absorbsi.
2. Resiko terhadap kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan ketidakcukupan masukan cairan dan kehilangan cairan berlebihan akibat muntah.
Kriteria hasil : - keseimbangan cairan di pertahankan
- bebas dari tanda yang menunjukkan dehidrasi.
Intervensi :
1) Pantau masukan dan haluaran setiap hari terhadap dehidrasi
R/ mengetahui intake dan output cairan.
2) Kaji nilai elektrolit setiap 24 jam untuk ketidaksenambungan cairan
R/ mengetahui jumlah cairan yang diperlukan.
3) Kaji benda vital (TD, nadi, suhu)
R/ hipotensi, takikardi, demam dapat menunjukkan respons terhadap efek kehilangan cairan.
4) Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa, penurunan turgor kulit, pengisian kapiler lambat
R/ menunjukkan kehilangan cairan berlebihan / dehidrasi.
5) Kolaborasi dengan dokter atas pemberian obat anti emetik
R/ digunakan untuk mengontrol mual / muntah.
3. Gangguan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nutrien yang tidak adekuat.
Kriteria hasil : - Bebas dari tanda malnutrisi
- Mempertahankan berat badan.
Intervensi :
1) Timbang badan tiap hari
R/ memberikan informasi tentang kebutuhan diet / keefektifan terapi.

2) Beri makanan sedikit tapi sering
R/ menurunkan rangsangan peristaltik sehingga pasien tidak muntah.
3) Berikan perawatan oral teratur dan sering
R/ mulut bersih meningkatkan nafsu makan.
4) Hindari alkohol dan merokok
R/ nikotin menghambat penetralisasian asam lambung dalam duodenum.
5) Hindari minuman berkafein
R/ kafein meningkatkan aktivitas lambung dan sekresi pepsin.
6) Tambahan vitamin yang dapat larut
R/ pengangkatan lambung mencegah absorbsi B12 dan pengosongan cepat lambung menurunkan absorbsi kalsium.
4. Gangguan psikis dengan ansietas berhubungan dengan jurangnya pengetahuan penyebab nyeri.
Kriteria hasil : - Menyatakan pemahaman terhadap penyebab
nyeri
- Mulai mendiskusikan perannya dalam mencegah kekambuhan
- Melakukan perubahan pola hidup yang perlu.
Intervensi :
1) Tentukan persepsi pasien terhadap penyebab.
R/ membuat pengetahuan dasar dan memberikan kesadaran yang konstruktif pada individu ini.
2) Beri tahu pasien pentingnya menghindari merokok, kafein, makanan dengan suhu eksterm panas atau dingin, berlemak atau makanan pedas dan alkohol.
R/ kafein dan rokok merangsang keasaman lambung. Alkohol mendukung untuk erosi mukosa lambung. Individu dapat menemukan bahwa makanan / minuman tertentu meningkatkan sekresi lambung dan nyeri.
3) Tekanan pentingnya membaca label obat yang dijual bebas, hindari produk yang mengandung aspirin atau menghentikannya dengan aspirin berlapis enterik.
R/ aspirin merusak mukosa pelindung yang memungkinkan terjadi erosi gaster.
4) Anjurkan makan sedikit tapi sering mengunyah makanan dengan perlahan, makan pada waktu yang teratur.
R/ sering makan mempertahankan netralisasi HCL melarutkan isi lambung ada kerja minimal asam mukosa lambung.
5) Berikan lingkungan yang tenang untuk istirahat.
R/ memindahkan pasien dari stresor luar meningkatkan relaksasi.
6) Kaji ulang pentingnya tanda dan gejala disertai mual, muntah, nyeri dan distensi abdomen.
R/ evaluasi medik cepat / intervensi dibutuhkan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut, misal perforasi.
7) Tunjukkan teknik relaksasi, contoh visualisasi, latihan nafas dalam, bimbingan majinasi.
R/ belajar cara untuk rileks dapat membantu menurunkan cemas dan penting untuk penyembuhan, mencegah berulangnya masalah.
8) Kaji ulang persepsi pasien terhadap penyakitnya.
R/ mengetahui pemahaman pasien terhadap penyakitnya.





















PENUTUP


Gastritis merupakan inflamasi dari mukosa lambung, karena pola makan yang salah dan memakan – makanan yang dapat mengiritasi gastritis ini dapat berakibat fatal bagi penderita yang tidak cepat dilakukan penanganan karena mengakibatkan komplikasi seperti perdarahan saluran cerna bagian atas berupa hematemens dan meleng bahkan berakhir sebagai syok hemoragik.
Menghidari alkohol dan makanan pengiritisi pemberian antasida bahkan tetrasiklin atau amoxillin sebagai penanganan, pemeriksaan penunjang sangat diperlukan demi menegakkan diagnosa.
Demikian makalah ini kami buat, kurang dan lebihnya kami mohon maaf, terima kasih.

























DAFTAR PUSTAKA


Ester, Monica. Keperawatan Medical Bedah Sistem Gastrointestinal. EGC. Jakarta, 2001.
Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedoketeran Edisi Ketiga Jilid I. Media Aesculapius. Jakarta 1999
Suyono, Slamet. H. Ilmu Penyakit Dalam Edisi Ketiga Jilid II. FKUI. Jakarta, 2001

0 komentar:

Posting Komentar