Pages

Sabtu, 05 Februari 2011

MENINGITIS

LAPORAN PENDAHULUAN
DENGAN
MENINGITIS

I. Konsep Penyakit
1 Definisi
 Meningitis adalah radang selaput otak (Kamus Kedokteran Hendra T. Laksman )
 Meningitis purulenta adalah radang selaput otak (araknoid dan piameter ) yang menimbulkan eksudasi berupa pus disebabkan oleh kuman nonspesifik dan nonvirus (Perawatan Anak Sakit Ngastiyah, Hal :249 )
 Meningitis tuberkulosa adalah infeksi pada selaput otak yang terjadi akibat komplikasi penyebaran tuberkulosis primer biasanya dari paru (Perawatan Anak Sakit , Ngastiyah, hal : 252 )
 Meningitis bakterial adalah suatu peradangan pada selaput otak ditandai dengan peningkatan jumlah sel polimorfonuklear dalam cairan serebro spinal dan terbukti adanya bakteri penyebab infeksi dalam cairan serebro spinal ( Kapita Selekta Kedokteran jilid II, hal : 237 )
2 Etiologi
 Haemofilis influenza
 S. pneumonia
 N.meningitis
 Stafilo kokus
 Strepto kokus
( Perawatan Anak Sakit, Ngastiyah. hal:249)
3 Patofisiologi
Infeksi dapat dicapai selaput otak melalui :
a. Aliran darah karena infeksi ditempat lain seperti faringitis, tonsilitis, endokarditis, pneumonia, infeksi gigi
b. Perluasan langsung dari infeksi (perkontinuitatum) yang disebabkan oleh infeksi dari sinus paranasalis, mastoiditis, abses otak, sinus cavernosus
c. Implantasi langsung : trauma kepala terbuka, tindakan bedah otak, pungsi lumbal, mielokel
d. Meningitis pada neonatus terjadi karena
• Aspirasi dari cairan amnion yang terjadi pada saat bayi melalui jalan lahir/ oleh kuman ( kuman yang normal ada di jalan lahir )

• Infeksi bakterial secara transplasental terutama listeria
( Kapita Selekta Kedokteran. Jilid II.hal ; 437 )

4 Manifestasi Klinis
Tidak ada satupun manifestasi klinis yang patog nomonik untuk maningitis bakterial
 Maningitis pada bayi baru lahir dan prematur memiliki gambaran klinis yang sangat kabur dan tidak khas demam hanya terjadi pada ½ jumlah kasus. Biasanya pasien tampak lemah dan malas, tidak mau minum, muntah-muntah, kesadaran menurun ubun-ubun besar tegang dan membonjol respirasi tidak teratur kadang disertai icterus jika sepsis
 Pada bayi umur 3 bulan – 2 tahun terdapat demam, muntah, gelisah, kejangberulang,ubun-ubun tegang dan membonjol
 Pada anak besar terdapat demam, mengigil, muntah, nyeri kepala, tanda klinis kaku kuduk, tanda brudzinski,dan kernik, dapat juga terjadi penurunan kesadara
(Kapita Selekta kedokteran. Jilid II, hal: 437-438 )

5 Komplikasi
Ventrikulitis, efusi subdural, gx cairan dan elektrolit, meningitis berulang, abses otak, paresis/ paralisis, hidrosefalus, tuli, retardasi mental, epilepsi
(Kapita Selekta Kedokteran. Jilid II, hal ; 438 )

6 Pemeriksaan Penunjang
 Lakukan pungsi lumbal dengan kecurigaan meningitis. Observasi ketat sampai keadaan kembali normal pungsi lumbal dapat diulang kembali setelah 8 jam jika diperlukan. Dengan perjalanan penyakit ada kenaikan bertahap limfosit dansel mononuklear kenaikan protein diatas 75% penurunan kadar glukosa sampai di bawah 20%
 Pewarnaan gram cairan serebro spinal berguna untuk menentukan terapi awal
 Kultur dan uji resistensi dilakukan untuk menentukan terapi yang tepat

7 Penatalaksanaan
1. Cairan intravena
2. Koreksi cairan asam basa dalam elektrolit
3. Atasi kejang ( lihat topik kejang dan demam)
4. Kortikosteroid, berikan dexametason 0.6 mg/kgBB/hari selama 4 hari 15-20 menit sebelum pemberian antibiotk
5. Antibiotik terdiri dari 2 fase : empirik dan dan setelah ada hasil biarkan dan uji resistensi
Pengobatan empirik pada neonatus kombinasi ampisilin dan amino glikosia / ampisilin dengan sefatoksim, usia 3 bulan- 10 tahun kombinasi ampisilin dengan kloromfenikol / sefotaxim / seftriakson usia > 10 tahun digunakan penisilin
Pengobatan pada neonatus selam 21 hari pada bayi dan anak 10-14 hari

II. Konsep Asuhan Keperawatan
1 Pengkajian
1.1. Identitas
Tidak ada batasan yang jelas antara laki-laki dan perempuan. Kemunkinan terserang meningitis antara laki-laki dan perempuan sama besar. Bisa segala tingkatan usia, tapi paling banyak dijumpai pada usia 2 bulan- 2 tahun. Umumnya yang terjadi pada anak yang distropik ( daya tahan tubuh rendah ) resiko tinggi pada bayi prematur
( Kapita Selekta Kedokteran. Jilid II, hal: 437 )
( Perawatan Anak Sakit, Ngastiyah. hal : 249)
1.2. Keluhan Utama
Px tampak lemah malas, tidak mau minum dan makan, muntah-muntah dan kesadaran menurun
( Perawatan Anak Sakit. Ngastiyah, hal: 250)
1.3. Riwayat penyakit dahulu
Perlu dikaji apakah kx pernah menderita faringo tonsilitis, pneumonia, broncopneumonia, endokarditis
(Perawatan Anak Sakit, Ngastiyah, hal : 249 )
1.4. Riwayat penyakit sekarang
Kx tampak lemas, tidak mau makan dan minum, muntah-muntah dan kesadaran menurun
1.5. Riwayat penyakit keluarga
Perlu dikaji apakah dalam keluarga apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit yang sama dan riwayat penyakit saluran pernapasan
1.6. Pemeriksaan body sistem
a. Sistem respirasi
Respirasi tidak teratur, pernafasan cheyne stokes
( Perawatan Anak Sakit. Ngastiyah, hal : 250 )
b. Sistem kardiovaskuler
Kadang terjadi hipertensi, terjadi penurunan Hb
c. Sistem pencernaan dan eliminasi alvi
Terjadi penurunan nafsu makan, muntah- muntah tidak mau makan dan minum, kadang terjadi opstipasi
d. Sistem eliminasi uri
Umumnya tidak mengalami gangguan pada sistem eliminasi uri kadang terjadi penurunan produksi urine
e. Sistem persyarafan
Terjadi penurunan kesadaran, nyeri kepala, kadang juga terjadi paralisis dan starbismus , pada tanda-tanda neurologis ( pada anak besar ) terjadi kaku kuduk, brudzinsky dan tanda kernig. Syaraf yang sering mengalami gx yaitu syaraf IV, VI, VII,kadang terjadi kejang
f. Sistem endokrin
Terjadi pembesaran kelenjar tiroid
g. Sistem reproduksi
Umumnya tidak terjadi gx pada sistem reproduksi pada bayi prematur perempuan labia minor dan labia mayor belum menutup sempurna
Pada laki-laki testis belum turunke skrotum
h. Sistem otot, integuman, ekstremitas
Terjadi penurunan turgor kulit, kx lemah leher lemas, ubun-ubun tegang besar,dan membonjol

2 Diagnosa Keperawatan
1. Poal nafas tidak efektif b/d penunpukan sekret pada jalan nafas akibat penurunan kesadaran
2. Gx keseimbangan suhu tubuh b/d proses inflamasi
3. Gx rasa nyaman (pusing) b/d peningkatan TIK
4. Gx pemenuhan nutrisi b/d penurunan nafsu makan, dan kelemahan otot
5. Resiko terjadi injuri b/d kejang akibat penekanan syaraf otak
6. Resiko terjadi aspirasi b/d penumpukan sekret pada jalan nafas

3 . Rencana Asuhan Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b/d penumpukan sekret pada jalan nafas
Tujuan : nafas kembali efektif setelah dlakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam
Kriteria : Respirasi teratur
Tidak terdengar suara nafas tambahan chynes stokes
Intervensi
1. Atur kepala dalam posisi ekstensi
R/ posisi ekstensi dapat mengurangi penekanan pada tenggorokan dan memperlebar jalan nafas
2. Anjurkan pada ibu untuk tidak memakaikan pakaian yang ketat
R/ pakaian ketat dapat menyababkan ekspansi paru tidak maksimal
3. Hisap sekret dari jalan nafas sesuai kebutuhan
R/ pengeluaran sekret dapat mengurangi penyumbatan jalan nafas
4. Anjurkan pada ibu untuk memberikan rasa hangat pada dada dengan kompres hangat
R/ pemberian rasa hangat dapat menimbulakan vaso dilatasi sehingga dapat melonggarkan jalan nafas
5. Bila kx kejang beri spatel lidah pada mulut untuk mencegah lidah jatuh ke belakang
R/ jatuhnya lidah ke belakang dapat menambah obstruksi jalan nafas
6. Observasi TTV
R/ perubahan TTV menunjukkan derajat perkembangan penyakit
7. Kolaborasi dengan tim medis dengan pemberian O2
R/ membantu pemenuhan O2 pada paru-paru
2. Gx keseimbangan suhu tubuh b/d proses imflamasi
Tujuan : suhu yubuh kembali seimbang dalam batas normal setelah dilakukan tindakan 2x24 jam
Kriteria: suhu tubuh dalam batas normal 36-37 C
Intervensi
1. Beri penjelasan pada ibu dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
R/ kemampuan ibu dan keluarga bertambah sehingga kooperatif dengan tindakan yang akan dilakukan
2. Anjurkan pada ibu untuk memakai pakaian yang tipis dan menyerap keringat
R/ mempermudah proses evaporasi sehingga suhu tubuh dapat mudah turun
3. Beri kompres hangat pada daerag lipat paha dan aksila
R/ terjadi vaso dilatasi mempermudah proses evaporasi dan merangsang hipotalamus untuk menurunkan suhu
4. Usahan beri banyak minum pada klien
R/ mencegah terjadinya dehidrasi akibat hiperhidrosis dan memperlancar sirkulasi
5. Kolaborasi dengan dokter dengan pemberian obat-obatan antibiotik
R/ membunuh kuman akibat demam
Anti piretik
R/ merangsang pusat saraf pengatur suhu untuk menurunkan suhu tubuh
3. Gx rasa nyaman ( pusing ) b/d peningkatan TIK
Tujuan : pusing berkurang sampai dengan hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam
Kriteria :
Ekspresi wajah rileks
Tidak memegangi daerah kepala/ yang nyeri
Kx tidak mengeluh pusing
Intervensi
1. Pantau tanda dan gejala peningkatan TIK
R/ jaringan serebral dipengaruhi oleh defisiensi aliran suplai darah yang disebabkan edema serebral
2. Kaji terhadap perubahan tanda vital
R/ perubahan tanda vital ini dapat menunjukkan peningkatan TIK
3. Tinggikan kepala tempat tidur 15-30 derajat, hindari merubah posisi yang cepat
R/ agak meninggikan kepala dapat membantu drainase vena untuk mengurangi kongesti serebrovaskuler
4. Pertahankan lingkungan tenang, sunyi, & pencahayaan yang redup
R/ tindakan ini meningkatkan istirahat dan menurunkan rangsangan, membantu menurunkan TIK
5. Konsul dengan dokter untuk mendapatkan pelunak feses bila diperlukan
R/ pelunak feses mencegah konstipasi dan mengejan, yang menyebabkan manuver valsava s

Tumbuh Kembang Anak Usia 3 bulan – 3 tahun
Dari lahir sampai 3 bulan
 Belajar mengangkat kepala
 Belajar mengikuti obyek dengan matanya
 Melihat ke muka orang dengan tersenyum
 Bereaksi terhadap suara atau bunyi
 Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak
 Menahan barang yang dipegangnya
 Mengoceh spontan dan bereaksi dengan mengoceh
3 bulan sampai 6 bulan
 Mengangkat kepala 90 derajat & mengangkat dada dengan bertopang tangan
 Mulai belajar meraih benda-benda yang berada dijangkauannya atau yang tidak terjangkau
 Menaruh benda-benda di mulutnya
 Berusaha memperluas lapangan pandangan
 Tertawa dan menjerit bila diajak bermain
 Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang
6 bulan sampai 9 bulan
 Dapat duduk tampa dibantu
 Dapat tangkurap & berbalik sendiri
 Dapat merangkak, meraih benda atau mendekati seseorang
 Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain
 Memegang benda kecil dengan ibu jari & jari telujuk
 Bergembira dengan melempar lempar benda
 Mengeluarkan kata-kata yang tanpa arti
 Mengenal muka anggota keluarga & takut kepada orang lain
 Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyi-sembunyian
9 sampai 12 bulan
 Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu
 Dapat berjalan dengan ditintun
 Menirukan suara
 Mengulang bunyi yang didengarkan
 Belajar mengatakan satu atau dua kata
 Mengerti perintah sederhana atau larangan
 Memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya, ingin menyentuh apa saja & memasukkan apa saja ke mulutnya
 Berpartisipasi dalam permainan
12 sampai 18 bulan
 Berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah
 Menyusun 2/3 kotak
 Dapat mengatakan 5-10 kata
 Memperlihatkan rasa cemburu & rasa bersaing
18 sampai 24 bulan
 Naik turun tangga
 Menyusun 6 kotak
 Menunjuk mata & hidungnya
 Menyusun 2 kata
 Belajar makan sendiri
 Menggambar garis di kertas atau pasir
 Mulai belajar mengontrol buang air besar & buang air kecil
 Menaruh minat pada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang lebih besar
 Memperlihatkan minat pada anak lain & bermain-main dengan mereka
2 sampai 3 tahun
 Belajar meloncat, memanjat , melompat dengan satu kaki
 Membuat jembatan dengan 3 kotak
 Mampu menyusun kalimat
 Memperginakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang ditijikan kepadanya
 Menggambar lingkaran
 Bermain bersama dengan anak lain & menyadari adanya lingkungan lain diluar keluarganya

Rumus Berat Badan
5 bulan = 2 x BB lahir
1 tahun = 3 x BB lahir atau BB = 8 + 2n (n = tahun )
2 ½ tahun = 4 x BB lahir

Rumusan panjang badan
Panjang badan waktu lahir normal 48 – 50 cm akhir tahun 1 bertambah 25 cm
Usia 1 tahun  73 –75 cm
Usia 2 tahun  80 cm atau 80 + 5 n cm (n = tahun )
Usia 3 tahun  88 cm








LAPORAN PENDAHULUAN
DENGAN
MENINGITIS









DISUSUN OLEH:
 ARISKA . A
 ADEL
 THITUK
 NUNING
 DENNY
 WORO NENGAH
 ROSNANIDA
 MIKE
 FITRI
 ELOK
 HENI

AKADEMI KEPERAWATAN RUSTIDA
KRIKILAN – BANYUWANGI
2005
Patofisiologi
haemofilus influenza

saluran pernapasan atas

perlekatan kuman pd sel epitel mokusa nasofaring

faringitis

kuman menembus rintangan mukosa

memperbanyak diri di dlm darah

kuman masuk cairan serebro spinal

infeksi selaput otak(meningen) & otak


proses inflamasi mengganggu sistem
sistem koordinasi pd
out zat pirogen otak (SSP)
endogen
mempengaruhi produksi cairan
merangsang SSP terjadi gx pd cerebro spinal
sistem tubuh
suhu tubuh meningkat CSS 
pencernaan
gx keseimbangan TIK 
suhu tubuh muntah, tidak
mau minum
gx kesadaran penekanan pusing
anoreksia syaraf 2
kesadaran  otak gx rasa
gx pemenuhan nyaman
nutrisi produksi sekret  kejang (pusing)

sekret tidak keluar resiko ter
jadi injuri
penumpukan sekret
di jalan nafas

pernafasan resiko terjadi
cheyne stokes aspirasi

pola nafas tidak efektif

0 komentar:

Posting Komentar