Pages

Sabtu, 05 Februari 2011

HYPERGLIKEMI

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP PADA KLIEN
DENGAN KASUS DM HYPERGLIKEMI


A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi.
a. Diabetes melitus adalah keadaan hyperglikemia kronis disertai dengan berbagai kelainan metabolik oleh karena gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata ginjal, syaraf dan pembuluh darah disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron. (Kapita Selekta Kedokteran 2000,hal 580).
b. Diabetes melitus adalah masalah yang mengancam terhadap (kasus darurat) yang disebabkan oleh defisiensi insulin relatif atau absolut. (Rencana Asuhan Keperawatan, hal 723)
c. Diabetes melitus adalah suatu sindrom gangguan metabolisme dengan hyperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat suatu defisiensi sekresi insulin atau berkurangnya efektifitas biologis dari insulin. (Endourinologi, hal 754).
2. Etiologi.
1) Faktor keturunan.
2) Faktor imun desimas biasanya adalah pada pemeriksaan mikroskopis pada penyakit DM yang muda ada (Lymposit pada betasell pulau-pulau langerhans)
3) Faktor penyakit, misalnya sebagai komplikasi dari penyakit yang disebabkan oleh virus yaitu purotitis epidemika morbili yang dapat menyebabkan pankreatitis.
4) Faktor kegemukan / Obesitas dan obat-obatan
(Perawatan Penyakit Dalam, 97)
1. Pada diabetes melitus tergantung insulin (DMTI), disebabkan oleh destruksi sel beta langerhans oleh karena auto imun.
2. Pada diabetes melitus tidak tergantung insulin (DMTTI), disebabkan karena kegagalan relatif sel beta dan retensi insulin.
3. Gejala Klinis.
Keluhan yang biasanya diserta, untuk penderita DM adalah :
• Poliuri
• Polidipsi
• Polifagi
• Berat Badan menurun
• Lemah • Kesemutan
• Keputihan
• Gatal
• Luka/bisul yang tidak sembuh-sembuh
• Infeksi saluran kemih
(Ilmu Penyakit Dalam I, hal 587).



5. Klasifikasi
a. Diabetes tergantung insulin tipe I
Merupakan bentuk DM yang berat disertai ketosis pada kasus yang ditangani karena terdapat gangguan metabolik dimana tak ada insulin dalam sirkulasi glukogon plasma meningkat dan sel-sel pada beta pankreas gagal berespon terhadap semua rangsangan insulin betagenik.
b. Tipe II. Diabetes melitus tidak tergantung insulin.
Bentuk diabetes melitus yang ringan bentuk DM non kerotik yang tidak terkait dengan masker HLA pada kromosom keenam dan tidak berkaitan dengan antibodi sel-sel pulau.
6. Komplikasi
Komplikasi DM pada dasarnya terjadi pada semua pembuluh darah diseluruh bagian tubuh misalnya, jantung, gangren, gagal jantung, gagal ginjal, kebutaan, dll.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Biasanya terjadi pada kelompok usia dewasa tua (>40 tahun) kegemukan tekanan darah tinggi mempunyai riwayat DM, riwayat kehamilan dengan BB lahir > 4000 gram dan dislipidemia. (IPD jilid I, 193)
b. Keluhan utama
Keluhan khas pada klien DM adalah berupa polifagia, poliuria, dan polidipsi, lemah, BB menurun. Keluhan lain berupa kesemutan, gatal, mata kabur, impotensi pada pria serta pruritas vulva pada wanita.
c. Riwayat keperawatan
1. Riwayat penyakit sebelumnya
Biasanya penyakit DM sudah dialami / diderita selama bertahun-tahun, karena timbulnya perlahan-lahan sehingga klien tidak merasakan perubahan yang terjadi pada dirinya.
2. Riwayat penyakit sekarang
Biasanya terjadi karena adanya gangguan ketidakseimbangan antara makanan dan insulin diit yang tidak seimbang / terkontrol, stres yang berhubungan dengan penyakit infeksi trauma atau tekanan.
3. Riwayat penyakit keluarga
Adanya riwayat DM pada keluarga dan mempunyai riwayat DM pada kehamilan.
(Rencana Askep, 786)
d. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Klien tampak lemah terjadi peningkatan tanda-tanda vital suhu tekanan darah dan hati. (Morlyn E. Dongoer:726).
2. Body sistem
1) Pernafasan
Pernafasan meningkat > 20x/menit, cepat dan dalam, kusmaul merasa kekurangan O2, batuk dengan atau tanpa sputum tergantung adanya infeksi / tidak.
2) Cardiovaskuler
Pada 10 – 80% terjadi peningkatan darah, tackikardia, nadi menurun / tidak ada disritmia tekanan darah postural.
3) Persyarafan
Kesadaran komposmentis sampai merasa pusing, kesemutan, kelemahan pada otot, gangguan penglihatan.
4) Eliminasi
Alvi : dapat mengalami diare / konstipasi
Uri : dapat mengalami gangguan poliuri dengan warna kecoklatan seperti teh berkabut dan baunya khas, nokturia, rasa nyeri, terbakar, kesulitan berkemih (infeksi) isk baru.
5) Abdomen
Nyeri perut, perut terasa tidak enak, peristaltik usus meningkat / menurun saat palpasi limfa dan hati. Konsisten lunak serta nyeri tekan pada abdomen, pada perkusi perut kembung.
6) Integumen dan Muskuluskeletal
Kulit kering / bersisik panas / kemerahan turgor jelek, kelemahan pada otot.
3. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan reduksi urine, dan uji urine terhadap keton.
2) Pemeriksaan darah serum amilase, mengetahui fungsi pankreas.
3) Pemeriksaan BSN dan 2 JPP (2 Jam Pos Pardial).
Dinyatakan DM bila hasil :
• BSN : 130 mg/dl (>120 mg/dl)
• 2 Jam PP : 160 mg/dl (>160 mg/dl)
• acak : >200 mg/dl

4) Pemeriksaan TTGO (tes toleransi glukosa oral)
Pemeriksaan ini dilakukan apabila hasil dari pemeriksaan urin dan BSN 2 jam PP tidak seimbang.
4. Penatalaksanaan
1) Makanan
Makanan harus mengandung komposisi yang seimbang berupa karbohidrat (60-70%), protein (10-15%), jumlah kandungan kolesterol <300mg/hari dan kandungan serat + 25gram/hari. Pembatasan konsumsi garam bila terdapat H naik dan pemanis dan mengendalikan glukosa darah dan BB klien harus turun bila gemuk serta menghindari hypoglikemik.Macam diit dan indikasi pemberianSebagai pedoman dipakai 8 macam diit DM:Macam Diit Kalori Protein Lemak Hidrat OrangI 1100 50 30 160II 1300 55 35 195III 1500 60 40 225IV 1700 65 45 260V 1900 70 50 300VI 2100 80 55 325VII 2300 85 65 350VIII 2500 90 65 3902) Latihan JasmaniLatihan jasmani 3-4 kali / hari selama + setengah jam secara cripe / continue rhymical interval progressive enduran training, tirah baring dan ciptakan suasana yang tenang. Contoh: aerobik.3) Obat hypoglikemik otto• Sulfonilurea• Biqulania • Insulin• Insusensitizing agen4) Perawatan luka gangren bila ada gangrenC. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Perubaan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan masukan oral.2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.3. Ketidakberdayaan berhubungan dengan ketergantungan metabolik.4. kelelahan berhubungan dengan penurunan proteksi metabolik pada otot.5. Gangguan rasa nyaman, nyeri berhubungan dengan luka gangren.D. INTERVENSI1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intek adequat / penurunan masukan oral.Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan 5 x 24 jamKriteria : • Menerima jumlah kalori / nutrien yang tepat• BB naik ½ - 1 kg.• Diit yang disajikan dihabiskan Intervensi :1. Tentukan program diit makanan klien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan klienR/ mengidentifikasikan kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapiutis.2. auskulkasi bising usus , catat adanya nyeri abdomen / perut kembung : mual – muntah. Makanan yang belum sempat dicerna diperhatikan keadaan puasa sesuai dengan indikasi.R/ hyperglikemia dan gangguan keseimbangan dan elektrolit dapat mengurangi moralitas / fungsi lambung yang akan mempengaruhi pilihan intervensi.3. Identifikasi makanan yang disukai klien termasuk kebutuhan erik atau kultural sesuai dengan diit DM.R/ merangsang nafsu makan4. Observasi BB tiap hariR/ mengetahui perkembangan klien secara dini.5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian:• Larutan glukosa dikrosa dan ½ normal salin.R/ mengetahui hypoglikemia• Lakukan pemeriksaan gula darah dengan menggunakan finger stik.R/ lebih akurat dalam pemantauan gula darah.2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan deuresis osmotik (hypoglikemia)Tujuan : Kebutuhan cairan terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jamKriteria : TTV dalam batas normal T : 90 – 140 mmhg / 60 – 90 mmhg, suhu : 36 – 37oC, N : 60 – 100 x/menit, RR : 16 – 20 x/menit, turgor kulit baik- pengeluaran urin normal, dan kadar elektrolit dalam batas yang normal. Intervensi :1. Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan tekanan darah osmotikR/ hypovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan tackikardia, berat ringannya hypovdemia ketika tekanan darah gistolik klien turun > 10 mmhg dari posisi berbaring ke posisi tidur.
2. Pantau suhu, warna kulit dan kelemahan
R/ pada proses infeksi demam dengan kulit kemerahan, kering mungkin sebagai tanda dari dehidrasi.
3. Pantau masukan dan pengeluaran BJ urin
R/ memberikan perkiraan kebutuhan cairan fungsi ginjal dan keefektifan dari terapi yang diberikan.
4. Catat hal-hal yang dilaporkan seperti mual – muntah
R/ kekurangan cairan dan elektrolit merubah moralitas lambung yang sering kali menimbulkan muntah dan menimbulkan kekurangan cairan.
5. Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan :
• Cairan Ns ½ Nss tanpa dextrose
• Pemasangan kateter
R/ melaksanakan fungsi keperawatan secara interdependen.

ANALISA DATA
Analisa Data Etiologi Masalah
1 S : Klien mengatakan nyeri pada kakinya seperti ditusuk-tusuk hilang timbul Defisiensi insulin

Hyperglikemia

Peningkatan viskositas darah

Ada luka pada kaki

Mengeluarkan zat bradikinin

Merangsang ssp saraf nyeri

Nyeri Gangguan rasa nyaman nyeri
O : Klien menyeringai kesakitan
Kondisi umum lemah, terdapat luka pada kaki kanan
T : 150 / 90 mmhg
N : 88 x / menit
S : 37,5oC
2 S : Klien mengatakan ada / sering gatal, luka pada kaki kanannya Defisiensi insulin

Hyperglikemia

Peningkatan viskositas darah

Transport O2 disel lambat

Nekrosis jaringan

Luka pada kaki Kerusakan integritas
O : Kondisi umum lemah, terdapat ulcus pada kakinya 1 / 3 distal dextra, luka diameter + 2cm, tidak ada pus, tapi ada jaringan kulit yang mati / nekrosis sekitar luka.
3 S : Klien mengatakan sering merasa lelah, lemas. Defisiensi insulin

Hyperglikemia

Transport O2 disel lambat


Kelemahan

lelah Kelelahan
O : Kondisi umum lemah, wajah tampak pucat.




























DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 Gangguan rasa nyaman nyeri Nyeri pada klien hilang/berkurang setelah dilakukan tindakan kep. Selama 2x24jam
Kriteria:
• Klien tidak menyatakan nyeri
• Klien tidak menyeringai kesakitann
• Skala nyeri 3-5
• TVV dalam batas normal
T : 90-140 / 60-90 mmhg
S : 36-37oC
N : 60-100X/menit 1. Beri penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab nyeri dan tindakan keperawatan
2. Ajarkan tehnik distraksi
3. Ajarkan tehnik relaksasi dengan nafas panjang bila nyeri timbul
4. Obs. Tvv tiap 8 jam dan kaji tingkat nyeri
5. Laksanakan hasil kolaborasi dengan dokter dalam pemberian oralgesik (antrain 3x1 amp) 1. Dengan penjelasan membuat klien dan keluarga mengerti sehingga kooperatif dg tindakan keperawatan
2. Tehnik distraksi adalah mengalihkan perhatian klien pada nyeri
3. Relaksasi dapat merelaksasikan otot-otot sehingga nyeri berkurang
4. Mengetahui perkembangan klien secara dini
5. Melokalisis rasa nyeri
2 Kerusakan integritas kulit Kerusakan integritas kulit klien tidak meluas / sembuh setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5x24jam
Kriteria :
• Jaringan kulit yang mati dapat tumbuh kembali
• Kulit kembali seperti semula
• VV dalam batas normal
T : 90-140 / 60-90 mmhg
S : 36-37oC
N : 60-100x/mnt 1. Beri penjelasan pada klien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Observasi ttv tiap 8 jam
3. Rawat luka secara aseptik 2x/hari
4. Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian injeksi cefotaxim 3x1 gr. 1. Klien kooperatif pada tindakan yang akan dilaksanakan.
2. Mengetahui perkembangan penyakit klien secara dini
3. Mencegah infeksi

4. Antibiotik membunuh kuman penyakit dan melaksanakan fungsi independen keperawatan.


























DAFTAR PUSTAKA



1. Arief Monjoer (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I, EGC : Jakarta.
2. Dongeus Marlyne (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. EGC : Jakarta.
3. Guyton and Hall (1997). Fisiologi Kedokteran. Edisi 8, EGC : Jakarta.
4. Thea. Su Harjono Hadian (1999). IPD. Jilid I. Jakarta.
5. Wijaya Caroline (2000(, Endokrinologi, Edisi 4. EGC : Jakarta
6. Syaiful Noer (1999). IPD. Jakarta
Defisiensi Insulin
Transfer glukosa melewati membran sel menurun
Proses glikolisis menurun
Hyperglikemi

Peningkatan viskositas darah
Sirkulasi darah
Kejaringan kurang lancar
Transport O2 disel terlambat
Penurunan perfusi jaringan perifer

Nekrosis jaringan
Gangren + streptococus
Perluasan




Merusak saraf aferen
Ambang nyeri

Proses penyimpanan protein terhenti
Katabolisme protein meningkat
Sintesis protein terhenti

Asam amino banyak tertimbun dalam plasma

Konsentrasi asam amino dalam plasma meningkat

Asam amino yang berkurang langsung digunakan sebagai sumber energi

Sekresi ureum dalam urin meningkat
Sampah protein
Pengendapan
Integumen
Glukosa yang masuk ke tubulus ginjal, dalam filtrasi glomerulus meningkat

Tidak dapat diabsorbsi
Glukosa dikeluarkan melalui urin
Diuresis osmotik
Kehilangan cairan yang besar dalam urin (+ kalium)









Peningkatan glukosa
Glukosa tidak dapat berdifusi melewati pori – pori membran sel

Tekanan oamotik dalam cairan ekstraselular meningkat

Perpindahan osmotik air keluar dari sel, banyak keringat (hangat)

Dehidrasi sel jaringan




Metabolisme glukosa dan protein gagal

Kehilangan air glikogen dan cadangan makanan trigeserida

Asam amino dialihkan untuk membentuk glukosa dan badan keton

Masa otot berkurang

Metabolisme lemak meningkat

BB menurun
Poliphagia
Perubahan nutrisi Keton meningkat

Tubuh keracunan keton

Coma ketotik

0 komentar:

Posting Komentar